"Untuk Apa Belajar Bahasa Jerman di SMA?"


Opini - Adiyat Rizky


    Saya pertama kali mengenal kalimat "Ich liebe dich" dan bisa mengucapkannya saat duduk di bangku SMA. Kalimat itu berasal dari bahasa Jerman yang artinya aku cinta kamu. Bahasa jerman masuk kedalam bahasa asing yang wajib kami, jurusan bahasa, pelajari. Selama empat semester saya bergelut dengan bahasa Jerman tanpa tahu apa manfaat praktis dari bahasa itu dalam kehidupan sehari-hari.

     Sepanjang masa SMA, saya tidak pernah bertanya kepada guru apa gunanya mempelajari bahasa jerman bagi kami yang hidup di kampung ini? Ini menjadi kebiasaan setiap murid di Indonesia: menerima apa saja yang diajarkan tanpa tahu kegunaan dari ilmu itu sendiri. Kita sebagai pelajar, kerap dihadapkan pada posisi menerima apa saja yang diajarkan sekolah. Tapi, guru bahasa jerman kami secara implisit mengatakan bahwa salah satu kegunaannya adalah untuk memudahkan mendapatkan pekerjaan. Seperti menjadi pemandu wisata. Selain menjadi pandu wisata, katanya kami bisa ambil jurusan bahasa jerman. Dengan itu, kami, katanya, bisa menjadi guru bahasa jerman.

     "Guru bahasa jerman masih kurang." Kata guru memotivasi kami. Tidak seperti yang diharapkan, hanya sedikit dari kami yang betul-betul serius mempelajari bahasa jerman. Saya mulai serius mempelajarai bahasa jerman itu saat kelas 11 semester kedua. Tak perlu waktu lama bagi saya menerjemahkan 1 paragraf dari sebuah artikel berbahasa jerman. Seiring berjalannya waktu, banyak kosa kata bahasa jerman yang saya hafal. Tetapi saya masih belum memahami apa gunanya belajar bahasa jerman?

     Bahasa Jerman sangat asing di Bima. Mungkin wisatawan asal Jerman selama setahu hanya 1-2 orang yang datang melancong ke Bima, itu pun mereka hanya singgah di bandar udara. Sebab, kebanyakan turis tujuannya ke Pantai Lakey, Dompu. Selain itu, film berbahasa jerman juga tidak pernah tayang di TV nasional. Jadi, di mana lapangan praktisnya bahasa jerman bagi anak SMA?

...

     Saat mengenal filsafat di bangku kuliah lah saya baru mengerti pentingnya bahasa jerman dipelajari saat SMA. Bagaimana tidak, puncak filsafat idealisme dirancang dengan bahasa jerman. Teori struktural Levi-Strauss juga dibangun dengan gramatika bahasa jerman. Begitu juga dengan Das Kapital yang mengilhami seluruh Buruh Di Dunia disusun dengan bahasa jerman. Gothe, sang novelis besar itu juga menulis karya-karyanya dengan bahasa jerman. Singkatnya, hampir sepertiga dari peradaban ilmu pengetahuan manusia modern itu berasal dari bahasa jerman.

     Guru bahasa jerman kami tidak pernah menyebut namanya Gothe, Marx, Heidegar, Hannah Arendt. Kami tidak pernah membaca kutipan kata-kata mutiara dari para pemikir itu yang ditulis dengan bahasa jerman. Tidak ada satu pun pemikir besar jerman yang kami tahu saat SMA, kecuali Adolf Hitler (bukan pemikir besar, tapi seorang fasis besar) itu pun dari LKS ilmu sejarah.

     Bahasa bukan sekedar alat berinteraksi. Bahasa lebih dari itu, ia menjadi alat membangun dan mempelajari ilmu pengetahuan. Dengan menguasai bahasa suatu negeri, kita bisa mempelajari ilmu pengetahuan yang telah mereka kembangkan. Pada akhirnya saya menyesal tidak melanjutkan minat belajar bahasa jerman.

     Jika saat SMA kita sudah menguasai bahasa jerman, tentu buku-buku karangan pemikir jerman seperti Hannah Arendt, Marx, Levi-Strauss, Nietzsche, Heidegar, dkk. Tidak lagi asing bagi kita untuk membaca pemikiran mereka dengan bahasa ibunya. Tak ada lagi jarak dengan konsep-konsep yang telah mereka susun. Walau pada satu sisi, bahasa itu menyimpan mental dari penuturnya, yang untuk memahaminya kita harus mengetahui kebudayaan yang meliputi perkembangan bahasa itu sendiri.

     Bahasa Jerman menjadi sangat penting untuk dipelajari. Mengingat sebagian besar Ilmu Pengetahuan disusun berdasarkan gramatika bahasa jerman. Mempelajari bahasa jerman, berarti mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan pemikir jerman.

     Bagi siapa saja yang telah mengambil jurusan bahasa jerman, terkhusus di UNM. Saya berharap, anda mengajari hal ini kepada calon siswa anda kelak. Katakan pada mereka bahwa bahasa jerman telah membangun sebagian besar peradaman manusia. Yang dengan menguasai bahasa jerman, kita dapat dengan mudah memahami dunia ini. Begitu pun dengan bahasa-bahasa yang lain. Mari kita teladani soko guru bangsa kita dalam hal penguasaan atas bahasa asing, Tan Malaka. Setahu saya Tan Malaka mengusai bahasa Jerman, Inggris, Belanda, dan Cina. Mungkin lebih banyak lagi. Sebab Tan Malaka jarang membaca karya terjemahan.

Komentar

Postingan Populer

Sistem Kuliah Online UNM terinfeksi Covid-19, Mahasiswa Sesak Akal

Stigma Mahasiswa Gondrong

HMPS PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FIS UNM Adakan Baksos di Bumi Sawerigading

Teruntuk kaum rebahan, mari kita hilangkan kesenangan "Hore, kuliah online"